Cerita Dewasa Making Love Di Hotel



Pesona Pelangi | Cerita Dewasa Making Love Di Hotel, Untuk beberapa alasan, semakin saya bercinta dengan seseorang, semakin baik kehidupan seks saya. Dan entah kenapa semua itu semakin bisa saya nikmati. Mungkin semua ini adalah dampak dari libido saya yang terlalu tinggi sehingga ketika sedang mood, tidak jarang setelah saya pulang kerja dengan teman kantor saya.


Saya selalu bersyukur memiliki kelebihan dalam urusan cinta. Ditambah pengetahuan saya tentang seks yang saya dapatkan dari film bf, buku hingga obrolan dengan teman-teman di kantor saya, membuat saya lebih bisa menyelami apa itu seks. Jadi saya sangat fasih menerjemahkan apa yang saya dapatkan dari pengetahuan tentang seks. Terbukti dengan banyaknya pujian dari teman-teman bercinta saya. Rata-rata mereka sangat puas saat bercinta dengan saya, dan mereka menemukan, merasakan dan menikmati sesuatu yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya dalam hal seks.


Kisah ini dimulai dengan perkenalan saya dengan seorang wanita karir, yang entah bagaimana mengetahui kisah wanita karir yang mengetahui nomor kantor saya.


Sore itu ketika saya hendak makan siang tiba-tiba line telepon saya berdering dan ternyata operator memberitahu saya bahwa ada telepon dari seorang wanita yang tidak mau menyebutkan namanya dan setelah Anda mengangkatnya.


“Halo, selamat siang Joko,” terdengar suara wanita yang sangat manja.

"Halo juga, siapa ini?" aku bertanya dengan serius.

"Nama saya Karina," kata wanita itu memperkenalkan dirinya.

“Maaf, Mbak Karina, dari mana Anda tahu nomor telepon kantor saya?” Saya bertanya menyelidiki.

"Oya, aku teman Yanti dan aku dapat nomormu darinya," jelasnya.

“Ooo.. Yanti,” kataku datar.


Saya ingat cerita saya, yang sebelumnya berjudul empat lawan satu. Yanti adalah wanita karir yang juga 'mewarnai' kehidupan seks saya.


"Bagaimana kabar Yanti dan di mana dia tinggal sekarang?" Saya bertanya.

"Oke, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia mengirimkan salam rindu padamu," jelas Karina.


cerita sex
Cerita Dewasa Making Love Di Hotel


Selama sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol seolah-olah kami sudah lama saling kenal. Suara Karina yang lembut dan manja membuatku bertanya-tanya seperti apa bentuk fisiknya. Saat aku membayangkan bentuk fisiknya, Karina menyela pikiranku.

"Halo.. Joko, kamu masih disana?" tanya Karina.
“Ya.. Iya Bu..” kataku gugup.
"Mari kita pikirkan siapa, apakah kamu memikirkan Yanti?" tanyanya menggoda.
"Tidak, aku malah memikirkan Mbak Karina," kataku.
"Aku tidak sabar.. aku seorang GR deh" dengan nada yang sangat menggoda.
"Joko, bolehkah aku bertemu denganmu?" tanya Karina.
“Tidak apa-apa Bu.. Bahkan aku senang bertemu denganmu,” jawabku bersemangat
"Oke, di mana kita bertemu?" dia bertanya dengan penuh semangat.
"Terserah, Bu, apakah boleh pergi dengan Joko?" Saya menjawab pasrah.
"Oke, sore ini saya tunggu di Mc Donald Plaza Senayan," ujarnya.
"Oke, sampai jumpa lagi joko.. Aku tunggu kamu jam 18.30," kataku, aku langsung menutup teleponku.

Aku segera pergi ke kantin untuk makan siang yang tertunda. Sambil membayangkan kembali bagaimana wajah wanita yang baru saja meneleponku. Setelah selesai makan saya langsung kembali ke kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.

Tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, saatnya saya pulang kerja dan langsung meluncur ke alun-alun senayan. Sebelum bersiap ke kantor, saya mandi dan membersihkan diri setelah seharian bekerja. Untuk perlengkapan mandi, saya sengaja membelinya di kantin karena saya tidak ingin bertemu wanita dengan penampilan kotor dan bau badan, saya menjadi tidak percaya diri dengan hal-hal seperti itu.

Sesampainya di Plaza Senayan, saya langsung memarkir kijang saya di lantai dasar. Jam menunjukkan pukul 18:15. Aku langsung menuju ke MC. Donald seperti yang dikatakan Karina. Saya langsung mengambil tempat duduk di pinggir pagar jalan, sehingga saya bisa melihat orang-orang yang berlalu lalang di area pertokoan.

Saat mataku mengamati situasi di sekitarku, bola mataku berhenti pada seorang wanita paruh baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraan saya, wanita ini berusia sekitar 32 tahun. Wajahnya yang cukup putih dan juga cantik membuat saya terpana, nata saya yang nakal, mencoba mengeksplor pemandangan indah yang sangat menggiurkan, terutama bagian depannya yang sangat menonjol. Kakinya yang panjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok di bawah rok mininya, membuatku semakin bersemangat. Dalam hati saya, betapa senangnya saya ketika yang saya lihat adalah orang yang menghubungi saya sore ini dan saya bahkan lebih bahagia ketika saya bisa merasakan tubuh indahnya.

Tiba-tiba wanita itu berdiri dan berjalan ke tempat dudukku. Dadaku berdebar kencang saat dia benar-benar duduk di meja bersamaku.

"Maaf, apakah Anda Joko?" tanyanya sambil menatapku.
"Yeah.. Yeah.. Kamu pasti Karina," aku bertanya balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.

Jari-jarinya yang ramping menyentuh jariku untuk berjabat tangan dan aku merasakan darahku mengalir deras saat tangannya yang lembut dan halus meremas tanganku dengan penuh semangat.

"Silahkan duduk Karina," kataku menarik kursi di depanku.
"Terima kasih," kata Karina sambil tersenyum.
"Karena kamu duduk di sana, mengapa kamu tidak datang ke sini saja?" Saya bertanya.
"Saya sempat ragu apakah Anda benar-benar Joko," jelasnya.
"Aku juga berpikir, apakah wanita cantik itu kamu?" kataku sambil tersenyum.

Kami berbicara panjang lebar tentang apa saja yang bisa dikatakan, terkadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan terkadang berbicara tentang 'merumput' terhadap seks. Lesung pipinya yang dalam hanya menambah keindahan wajahnya yang lebih dewasa.

Cerita Dewasa Making Love Di Hotel



Dari percakapan tersebut terungkap bahwa Karina adalah seorang wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang pengusaha dan kebetulan menghabiskan 4 hari bertugas di Jakarta.

"Karin, kamu kenal Yanti dari mana?" Saya bertanya.

Yanti adalah teman chat saya di YM, Yanti dan saya sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apa pun. Begitu juga dengan kisah rumah tangga, bahkan masalah seks sekalipun. Mulut mungilnya menjelaskan dengan penuh semangat.

"Kapan Yanti menikah? Kenapa saya tidak pernah diberitahu?" tanyaku penasaran.
"Dia menikah dua minggu lalu dan aku tidak tahu kenapa dia tidak mau memberitahumu sebelumnya," jawabnya penuh pengertian.
"Ooo, begitu.." kataku sambil mengangguk.
"Ini hari pertama saya di Jakarta dan saya berencana tinggal 4 hari, sampai urusan kantor saya selesai," jelasnya tanpa saya minta.
“Sebenarnya Yanti juga ingin datang, tapi karena ada acara keluarga, kemungkinan besoknya dia bisa datang,” jelasnya lagi.
"Jadi, di mana Mbak Karina tinggal?" tanyaku penasaran.
"Kebetulan pihak kantor sudah memesankan kamar untuk saya di hotel H," jelasnya.
"Hm, dengan siapa kamu sebenarnya?" saya bertanya menyelidik.
"Ya sendiri, Joko.. Makanya saya tanya Yanti," katanya
"Apa yang kamu tanyakan?" Tanyaku mengejar.
"Apakah Anda punya teman yang bisa menemani saya selama saya di Jakarta," katanya.
"Dan di situlah aku mendapatkan nomor teleponmu," lanjutnya.

๐Ÿ”น BACA JUGA : Cerita Sex Nikmatin Karokean Di Bali Dapat Jackpot

Tanpa kusadari, waktu sudah menunjukkan pukul 10.25 WIB, dan kulihat pertokoan di sekitarku mulai sepi karena hari semakin larut. Dan toko sudah mulai tutup.

"Jok.. Kau mau mengantarku kembali ke hotel atau tidak?" Dia bertanya.
"Tentu, mau tak mau aku membiarkanmu kembali ke hotel sendirian," kataku.

Setelah ngobrol sebentar, kami langsung menuju tempat parkir mobil dan langsung meluncur ke hotel H. Yang tidak jauh dari pusat perbelanjaan Plasa Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya, Karina menawariku untuk masuk sebentar. Aroma parfum yang mengundang syaraf kejantananku seakan memberontak saat berjalan di belakangnya.

Dan ketika saya akan masuk ada dua wanita yang sedang asyik bergosip dan mereka tersenyum setelah saya masuk ke kamar mereka. Dalam benak saya, saya dibohongi, ternyata dia tidak sendiri. Karina juga memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga seks yang tinggi dan juga memiliki payudara besar dia adalah Miranda (36b) sedangkan yang memiliki tubuh sangat seksi dan juga memiliki payudara besar yang sama bernama Dahlia (36b). Dan mereka meminta saya untuk duduk.

Tanpa perintah lebih lanjut, mereka perlahan mulai membuka baju satu per satu, aku hanya bisa menatap tanpa berkedip sekali, tidak terasa adikku langsung terbangun dari tidurnya dan langsung terbangun dan langsung mengeras seketika. Setelah mereka benar-benar telanjang, mereka melihat pemandangan yang sangat indah dengan payudara besar, Karina langsung menciumku dengan ganas. Aku tidak bisa bernapas karena serangan yang tiba-tiba dan aku mencoba menghentikannya.

Setelah itu dia juga memohon kepada saya untuk memberi saya kesenangan yang telah saya berikan kepada Yanti dan kawan-kawan. Setelah itu Karina langsung menciumku dengan ganas dan aku tidak mau tinggal diam aku pun segera membalas ciuman itu dengan ganas juga, lidah kami beradu, aku mulai menghisap lidahnya begitu dalam dan sebaliknya. Sementara Miranda mengisap penisku ke dalam mulutnya, menggoyangkan mulutnya yang membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa sadar aku menghela nafas.

"Aaahh enak Mir, terus hisap Mir, aahh.."

Sementara Dahlia mengisap testis saya dengan lembut, itu membuat saya semakin tak tertahankan untuk mengakhiri permainan. Aku mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan perlahan agar dia bisa merasakan permainan yang aku buat. Karina berteriak keras sambil mendesis sebagai tanda bahwa dia menikmati permainanku.

Miranda tak mau kalah, ia menghisap payudara Karina sementara Dahlia mencium bibir Karina agar tidak berteriak atau mendesis. Setelah beberapa saat aku menjilat vaginanya merasa tubuhnya mulai menegang dan dia menghela nafas.
"Jok.. aku ingin keluar."

Tidak lama keluar banyak cairan yang langsung saya hisap sampai bersih tanpa sisa. Setelah itu aku segera memasukkan penisku ke dalam vagina Karina, perlahan-lahan aku memasukkan penisku dan satu pukulan langsung masuk ke dalam vaginanya yang sudah basah. Aku langsung mendorongnya dengan sangat pelan sambil menikmati poke demi poke yang aku lakukan dan Karina mulai menghela nafas tak terkendali.

cerita dewasa
Cerita Dewasa Making Love Di Hotel




"Aaahh kursinya enak, kursinya bagus, kursinya enak, kursinya lebih dalam aahh, ssst.."

Membuat saya lebih bernafsu, saya bergoyang lebih cepat dan dia mulai berkicau lagi.

“Aaahh enak sekali Jok, penismu bagus sekali, Jok, aahh..”

Setelah beberapa saat saya mengocok, dia juga mulai mengejang kedua kalinya saya bahkan mempercepat kocokan saya dan tidak lama setelah saya mengocoknya keluar cairan keluar sangat cepat dan rasanya seperti mengalir di sekitar penisku. Aku segera mencabut penisku yang masih tegang. Miranda segera menghisap penisku yang masih mengalir dengan cairan Karina yang menempel di penisku, sedangkan Dahlia menghisap vagina Karina yang masih keluar dalam vaginanya dengan penuh gairah.

Miranda mulai mengambil posisi, dia di atas sedangkan aku di bawah. Dia menuntun penisku untuk masuk ke dalam vagina Miranda dan langsung masuk. Alhamdulillah.. Vagina Miranda terasa hangat di dalam. Dia juga mulai menaikkan dan menurunkan pantatnya dan pada saat itu dia mulai mempercepat goyangannya yang membuatku semakin canggung menahan sensasi yang diberikan Miranda.

Dahlia mulai menghisap payudara Miranda dengan penuh nafsu, sementara Karina mencium bibir Miranda dengan ganas, Miranda mempercepat goyangannya yang membuatku menghela nafas.

"Aaahh enak Mir.. Terus Mir.. Goyang terus Mir.. Lebih dalam Mir.. Aaahh ssst"

Dan setelah beberapa menit saya merasa penis saya mulai berdenyut,

"Mir.. aku.. ingin pergi"

Seketika air mani saya muncrat ke dalam vaginanya, entah sudah berapa kali muncrat entah karena terlalu enak dan dia masih gemetaran lebih cepat. Segera tubuhnya mulai menegang dan dia merasakan vaginanya berdenyut dan setelah beberapa saat, banyak cairan keluar, saya segera mengeluarkan penis saya yang sudah basah oleh cairan cinta. Mereka pun berebut menjilat sisa-sisa cairan yang masih ada di penisku, Dahlia langsung menjilati vagina Miranda yang masih mengalir dengan cairan yang masih menetes di vaginanya. Saya juga melihat mereka seperti orang kelaparan yang berebut makanan, setelah beberapa saat saya mulai memeluk Dahlia dan saya mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang menjadi target saya yang mulai menari di atasnya.

“Ooohh.. Joko.. Geelli..” Dahlia menghela nafas.

Bibirku semakin menyerang lehernya, sehingga dia hanya bisa menekan literasi mengikuti jilatan lidahku.

Miranda dan Karina asyik berciuman dan menjilat payudara masing-masing. Setelah puas dengan lehernya, aku mulai menurunkan tubuhnya sehingga bibirku kini menghadap ke 2 bukit kembar yang masih rapat dan rapat. Saya mulai menjilati dan sesekali menggigit putingnya dengan gigitan kecil yang membuatnya semakin terangsang dan dia menghela nafas.

"Aaahh kursinya enak.. Terus kursinya ngeselin. Kursinya enak. Kursinya sssttttt..."

Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan penuh nafsu dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai menghisap, mengocok, menjilati penisku di mulutnya. Setelah dia puas saya kembali menyerangnya langsung ke arah lubang vagina yang memerah dan dikelilingi oleh rambut yang begitu lebat. Aroma dari lubang kewanitaannya membuat tubuhku mendesis keras. Tanpa menunggu lebih lama lagi, saya langsung menjulurkan lidah ke permukaan bibir vagina.

Tanganku bereaksi menyikat rambut yang tumbuh di sekitar selangkangannya untuk memudahkanku menjilati vaginanya.

"Ssst.. Kursi.. Enak sekali.. Ughh," erangnya.

Tubuhnya berguling, sesekali diangkat untuk menghindari menjilati lidahku di ujung klitorisnya. Gerakan tubuh Dahlia yang terkadang berputar dan naik turun, membuat lidahku menceburkan diri lebih dalam ke lubang vaginanya.


"Joko.. Lidahmu benar-benar gila.." keluhnya
“Lanjutkan.. Sayang.. Jangan lepaskan..” pintanya.

Paha Dahlia terbuka sangat lebar sehingga memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seolah menahan kenikmatan yang bergejolak di hatinya.

"Oohh.. Joko, aku tidak tahan.. Ugh.." erangnya.
"Joko, cepat masukkan penismu, aku tidak tahan," tanyanya.

Perlahan kuangkat kaki kanannya dan kurebahkan diri di ranjang empuk. Batang penisku sudah mulai mencari lubang betina dan satu sentakan.

“Bleest..” kepala penisku mengocok vagina Dahlia.
"Aowww.. Gila besar Jok.. Milikmu," erang Dahlia.

Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Dahlia bergoyang keras dan sesekali memutar pinggulnya, menimbulkan kenikmatan yang luar biasa pada batang penisku.

"Joko.. Jangan berhenti sayang.. Ooggh," tanya Dahlia.

Dahlia terus menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seirama dengan penisku yang menusuk jauh ke dalam lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia membantu pinggulnya berputar.

"Joko.. Kamu.. Memang.. Bagus.. Ooohh," kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang tersandung.

Beberapa saat kemudian Dahlia seperti kesurupan dan ingin memacu nafsunya secepat mungkin. Aku mencoba mempermainkan nafsunya, saat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula tinggi, spontan mengecilkannya menjadi gerak lambat, sehingga sejengkal batang kemaluanku seakan menggoyahkan dinding vagina Dahlia.

“Joko.. Lanjutkan.. Sayang.. Jangan berhenti..” tanya Dahlia.

Permainan saya benar-benar memancing nafsu Dahlia untuk mencapai kepuasan nafsunya. Sesaat kemudian, Dahlia benar-benar tidak bisa mengendalikan nafsunya. Tubuhnya bergerak dengan kasar.

"Joko.. Aakuu.. Kelluuaarr.. Aaakkhh.. Goyang sayang," keluh Dahlia.

Aku membuat gerakan penisku patah, sehingga membuat nafsu Dahlia semakin tak terkendali.

"Jok.. Ooo.. Aammpuunn," erangnya panjang.

Seiring dengan erangan, aku menekan penisku dalam-dalam sampai menempel di langit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh penisku.

Dahlia yang sudah dua kali orgasme, sedangkan aku masih berusaha mencari kepuasan nafsuku. Posisi Dahlia, kini menunggu. Penisku yang masih menempel di lubang vaginanya, aku langsung menusukkannya kembali ke lubang vagina Dahlia.

“Ooohh.. Joko.. Kamu.. Memang.. Pakar..” katanya sambil merintih.

Tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya sehingga penisku bisa menembus lebih dalam ke lubang vaginanya.

“Dahlia.. Vaginamu bagus sekali,” pujiku.
"Kamu suka minum jamu, kenapa kamu menyeret?" Saya bertanya.

Dahlia hanya tersenyum dan memejamkan matanya lagi menikmati tusukan penisku yang tiada henti. Batang penisku dipijat oleh vagina Dahlia dan itu menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Dahlia menerima permainan seks saya karena ternyata wanita itu bisa menandingi permainan saya.

Hingga akhirnya aku tak bisa menahan kenikmatan yang sudah mulai mengoyak nafsuku.

“Dahlia.. aku mau.. Keluar..” kataku sambil menghela nafas.
"I love you too.. Ooohh.. Enjoy it.. Lanjutkan.." erang Dahlia.
"Joko.. Keluarlah.. Aku ingin merasakan semprotan.. Kamu..." tanyanya.
"Ya sudah.. Ooogh.. Aaakhh.." erangku.

Gerakan maju mundur di belakang tubuh Dahlia semakin kencang, cepat, dan liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak bersama-sama.

"Joko.. aku.. aku.. aku kkuuaatt.. Aaakhh" keluh Dahlia.
"Aku juga.. Ooogh.. Bye," erangku.
“Crut.. Crut.. Crut..” Spermaku berceceran di vagina Dahlia.

Karena begitu banyak sperma saya keluar, beberapa tetes keluar dari vagina Dahlia. Setelah beberapa saat Dahlia membalikkan tubuhnya dan menghadapku.

“Joko, ternyata Yanti benar, kamu memang jago bercinta. Kamu memang luar biasa” rintih Dahlia.
“Tidak apa-apa Bu, saya hanya melakukannya dengan sepenuh hati,” kataku dengan rendah hati.
“Kamu luar biasa..” Dahlia tidak melanjutkan perkataannya karena bibir mungilnya kembali menyerang bibirku yang masih terpaku.

Segera aku memalingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka tertidur lelap mungkin karena mereka terlalu lelah, dan aku tidak bisa menahan rasa lelah dan akhirnya aku tertidur. Dan setelah 4 jam aku tertidur aku terbangun karena ada sesuatu yang menyedot batang penisku dan ternyata Miranda sudah bangun dan aku menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan aku meraih tubuhnya dan mencium bibirnya penuh gairah dan akhirnya kami mengulanginya lagi sampai keesokan harinya. Saya terpaksa bertahan karena pertarungan saya dengan mereka semakin seru.

Ketika pagi tiba saya langsung ke kamar mandi diikuti oleh mereka dan saya mandi bersama dan permainan dimulai lagi di detik-detik terakhir ronde. Tanpa disadari, kami berempat sudah naik ke bak mandi, kami mandi bersama. Gemericik air di pancuran membuat tubuh cantik mereka terpancar cahaya lampu yang memancar ke seluruh ruangan. Secara halus, mereka menuangkan sabun cair dari peralatan toko tas mereka. Aku menggosok seluruh tubuh mereka satu per satu, sesekali jari-jari nakalku mengambil pantat mereka.

"Ughh.. Joko.." mereka mengerang dan bergerak saat aku memainkan pantatnya yang memerah.

Sebelum saya meninggalkan mereka, kami berempat berburu kesenangan. Dan siapa yang tahu berapa kali mereka yang membutuhkan kehangatan mendapatkan orgasme. Kami berburu kesenangan berkali-kali, kami berempat mengejar nafsunya yang belum kenyang.

Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB dimana saya harus berangkat kerja dan pada jam ini jalanan macet saya juga mempercepat jalannya agar tidak terjebak kemacetan yang berkepanjangan. Saya meninggalkan Hotel H.. Sambil menikmati sisa-sisa kesenangan yang telah ditinggalkan oleh permainan tadi.


Cerita Dewasa Making Love Di Hotel


        ๐Ÿ”นCerita Dewasa                          ๐Ÿ”นCerita Bokep
        ๐Ÿ”นCerita Sex                                 ๐Ÿ”นIndo Sex


Vidio Sex Yummi Nakito jepang

Sponsor Resmi : 


LihatTutupKomentar